Jumat, 12 Januari 2018

cerpen persahabatan


PELANGI PERSAHABATAN

Sejuknya embun pagi merasuk dalam jiwa dengan ditemani kicauan burung yang merdu. Perlahan kubuka mataku dan aku terbangun dengan rasa damai.Segera aku bersiap-siap menuju ke gerbang masa depanku.Sekolah disitulah tempatku bertemu Ilmu,juga orang-orang yang akan menuntunku untuk Sukses dimasa depan.
Pagi Erli”Sapa teman akrabku Lia.“Pagi juga Lia”Balasku pada Lia.Aku dan Lia memang teman akrab juga dengan Nana dan Lica.Suka duka kita jalani bersama.Tak ada hal yang membeda-bedakan ,walaupun kita punya banyak perbedaan ,namun perbedaan itu membuat hubungan persahabatan kita semakin erat.Bersama merekalah aku bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.Setiap masalah selalu kita selesaikan bersama.Namun lumrah dalam persahabatan juga ada halangan tersendiri yang bisa membuat persahabatan itu hancur berkeping-keping jika tidak diselesaikan dengan menahan amarah.Pernah seketika muncul permasalahan yang membuat adanya pertikaian diantara kita.
Kala itu ada seseorang yang menjadi pengadu domba diantara kami,entah siapa teman sendiri atau orang lain.Tak tau darimana pengadu domba itu tau betul kelemahan  sahabatku Nana dan Lia.Lia memang anaknya banyak cakap tapi tidak suka diajak bercanda.Sedangkan Nana suka bercanda namun tidak banyak cakap.Dari situlah mereka diadu domba.
Eh ly,emangnya Lia itu kalo dibelakangku suka ngejelek-jelekin aku kah?”Tanya Nana saat aku sendiri.“Ngapain kamu punya pikiran gitu Na?Lagian gak mungkin lah kita kan sahabat.”Jelasku menuturi Nana yang mulai curiga“ Tapi ly ,kata seseorang aku itu selalu dijelek-jelekin oleh Lia.”Tambah Nana.“Sebagai sahabat kita harus saling mempercayai Na,abaikan saja omongan seseorang itu,jangan sampai persahabatan kita hancur”Jelasku lagi.
Dilain hari,Lia juga menanyakan sesuatu hal padaku mengenai Nana.Kujawab Sama dengan kala itu aku menuturkan kepada Nana.
Beberapa hari telah berlalu,permasalahan itu tak kunjung hilang namun semakin menjadi-jadi dan hampir menghancurkan persahabatan kita.Aku tak bisa diam membiarkan kedua sahabatku saling bermusuhan.Kutuliskan dalam selembar kertas sebuah puisi tentang mereka,agar bisa saling memahami.Dan beruntung Nana dan Lia bisa meresapi isi puisi yang telah kubuat.Mereka segera sadar bahwa mereka hanya diadu domba.Dan ternyata tanpa kita sadari sebelumnya si pengadu domba itu adalah sahabat kita sendiri(Lica).Waktu terus berputar,masalah menyeramkan kala itu lenyap dengan sendirinya menyisakan kenangan pahit tak terlupakan,membangunkan firasat baru tuk meraih bintang.Kami berempat  berpelukan dan kembali menjalin indahnya persahabatan seperti sedia kala.Tak ada lagi perselisihan diantara kita.Karena sebuah persahabatan tidak akan mudah diterpa badai,walaupun sekencang apapun badai itu,sahabat tetap sebagai teman indah seindah pelangi yang pernah kita miliki.
“BEST FRIEND FOREVER,YEAY” Teriak kami berempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CAHAYA YANG TAK PERNAH REDUP

  CAHAYA YANG TAK PERNAH REDUP Amalia Dwi Berliyanti Senja di atas awan yang menggantung, cahaya jingga tampak mempesona di pelupuk ma...